Feeds:
Pos
Komentar

“Rucchan cepatlah pelajaran Sains sebentar lagi” Teriak Rika. “Iya… Sebentar” Jawabku sambil mengepang rambut. “Ayo cepat!” Teriak Rika dari luar kamar sambil melihat jamnya. “Nacchan, Micchan, dan Hanachan sudah pergi” Lanjutnya. “Sebentar lagi” Jawabku cepat. Setelah itu kami cepat-cepat berlari ke kelas Sains, untung saja gurunya belum datang. Jadi, kami masih bisa bernafas lega.

“Jadi anak-anak-“ “KRINGGG…” “omongan Sensei pun terputus oleh bel yang berbunyi nyaring. “Oh baiklah, kita lanjutkan pertemuan selanjutnya. Konichiwa.” Saat pelajaran sains tadi aku lihat Mitsuko tidak bersemangat, padahal biasanya ia semangat luar biasa. Ada apa ya? Kutepuk punggung Rika yang ada di depanku. “Rika… nanti kita kumpul saat istirahat ya.” “Oke?” balasnya dengan agak heran, mungkin tumben-tumbenya aku mengajaknya berkumpul.

“Oada oppa Miicchan? (Ada apa Miicchan?)” Rika memulai pembicaraan di ruang makan. Ia berbicara tidak jelas karena terus memasukkan potongan Teriyaki ke mulutnya. “Rika kalau mau bicara, habiskan dulu makananmu.” Kata Nanami agak keras sambil meletekkan cangkir tehnya. “Oh… baiklah, ONNASAAN” Rika mengelap mulutnya sambil melirik geli ke arah Nanami, muka Nanami hanya berubah kecut.

“Em… akhir-akhir ini Mitsuko kok agak tidak bersemangat ya?” Aku bertanya pada Mitsuko yang dari tadi melamun tidak jelas. “Aneh deh~ biasanya Micchan paling rame?” Lanjut Hana. Memang ia tidak terlihat bersemangat, makanannya dari tadi tak disentuhnya, padahal ia biasanya paling lahap makan, lho.

“Hah~~” Mitsuko menghela nafas, “Sebenarnya… Em… Kalian tau Reika Fukushima kan?” Akhirnya ia mulai buka mulut. “Beberapa hari ini ia mengejekku sok centil dan ia juga akan mengalahkanku dalam kontes Yukata saat festival musim panas sebentar lagi…”

“Itu Saja!?” Hana bertanya dengan muka tak percaya. “Emm… Micchan, setahuku kau sudah 3 kali berturut-turut menang kontes itu, memangnya sejak kapan dia bisa mengalahkanmu. “ Ya… ya… ya… tapi aku juaga berharap bahwa aku akan menang tahun ini.” Nanami berkata antusias sambil tersenyum. “Semoga kalian menang” Rika mengacungkan sumpit kearah Mitsuko dan Nanami dengan sikap acuh-tak acuh. Geli aku melihatnnya seperti itu.

Emm sekarang saatnya aku mencoba menghibur Mitsuko.  Aku berusaha tersenyum semanis mungkin, lalu aku menggenggam tangannya, “ Micchan, kami percaya kau bisa!” “Emm… katanya ragu-ragu, tapi mukanya mulai cerah. Melihat muka Mitsuko yang mulai cerah, semua bereaksi. “Nah… gitu dong!” Kata Hana setengah berteriak. “Ya, optimis dong! Kita pasti bisa menang!” Nanami ikut menyemangati.

Sementara Hana dan Nanami sibuk menyemangati Mitsuko, Rika sibuk memasukkan potongan potongan terakhir teriyakinya ke mulutnya. Sedangkan aku hanya suka mengamati tingkah laku mereka. “Ya!!! Aku akan mengalahkan Reika!” Teriak Mitsuko optimis. “Bagus… bagus…” Ujar Rika malas-malasan. “Ya… Kita harus bisa” Nanami mengangkat tangan bersemangat. “Ya… ya…” Hana berteriak agak keras.

Akhirnya sisa istirahat kami, kami gunakan untuk bercanda-canda seperti biasa. Karena Mitsuko sudah bersemangat lagi, sekarang kami bisa mendengarkan candanya, dan tertawa-tawa bersama lagi. Benar-benar hari yang menyenangkan kalau kami berkumpul berlima, lalu bisa bercanda seperti ini.

Hari Minggu adalah hari bebas, kami boleh bersantai di dalam ataupun di luar sekolah, tetapi jika kami ingin bermain di luar sekolah, kami harus izin dulu. Tapi, aku dan keempat kawanku lebih suka menghabiskan waktu di halamn belakang, tepatnya di pinggir danau angsa, sebuah danau yang indah. Sesuai namanya, danau ini berisi sekawanan angsa-angsa yang dipelihara oleh sekolah kami. Banyak juga burung-burung kecil yang berkicau di dahan pohon yang rimbun. Di sepanjang jalan setapak, terdapat semak-semak yang dipenuhi bunga-bunga yang indah. Di sana kami biasa bermain, membaca, atau sekedar menghabiskan waktu.

Hari minggu sore ini Aku, Rika, Nanami dan Hana duduk ditepian danau. Sunyi dan tenang. Aku bermain-main dengan rerumputan yang ada di bawah kakiku. Nanami memberi makan angsa-angsa yang sibuk bermain-main. Sedangkan Rika membaca buku yang sebenarnya sudah dibacanya berkali-kali. Hana hanya mengguling-gulingkan badannya di rerumputan.

Beberapa lama kemudian rasanya aku mulai bosan. Dan tampaknya semua juga mulai bosan, karena Mitsuko yang dari tadi ditunggu-tunggu tidak datang-datang. Aku mulai mengacak-acak rumput-rumput yang dapat aku jangkau. Nanami mulai tidur-tiduran di rerumputan. Sedangkan Hana tampaknya sudah mulai tidur.Rika mulai merebahkan badannya, menutup bukunya, lalu meletakkan diatas mukanya.

Bermenit-menit kami menunggu Mitsuko, dan sudah bermenit-menit kami bosan menunggu, sampai…

“Teman teman…” Terdengar teriakan keras Mitsuko di kejauhan. “Aku sudah mendaftarkan diri di kontes musim panas…” Lanjutnya sambil berlari mendekat.

“Hoam… bagus…” Kata Rika sambil menguap

“Semangat dong…” Mitsuko mengguncang-guncang tubuh Rika.

“Ya… ya…” Rika memalingkan mukanya

“Terus, kita akan berusaha jadi yg terbaik kan?” Nanami mendekat kearah Mitsuko dan Rika.

“Tentu saja! Kita harus terus berusaha dong…” Ujar Mitsuko optimis

“He eh… Hadiahnya buat aku ya?” Hanna melompat-lompat mendekat

“Ih… Hannachan… hadiahnya buat yang menang dong… Tapi tenang saja kalau aku menang kau akan aku traktir makan di kantin…” Mitsuko mulai berceloteh…

“Oh ya… bukan Cuma Hanna saja kok…” Mitsuko meralat ucapannya begitu melihat muka memelas Rika

“Micchan aku mau dorayaki ya… boleh ya…” Aku berkata memelas sambil memelukknya

“I…” Belum sempat Mitsuko menyelesaikan ucapannya Nanami memotongnya. “Hei… jangan makanan terus dong… dipikiran kalian…” katanya ketus. “Lihat sudah jam berapa sekarang” Katanya sambil mengacungkan jamnya. Tertulis pukul 4 sore di jam ungunya itu.

“Iya… iya… waktunya mandi…” Rika berdiri malas-malasan

“Huh… aku malas sekali…” Hana mulai berjalan mengikuti Rika yang hendak kembali ke Asrama.

“Nah… begitu… ayo Ru… Micchan” Nanami berdiri sambil menarik tangan Mitsuko.

Perlahan-lahan keempat temanku mulai meninggalkanku. Rika dan Hanna sudah berlari menjauh dan tidak terlihat lagi, sedangkan Nanami dan Mitsuko masih bercakap-cakap tak jauh dari tempatku. Aku yang merasa ditinggal lalu berteriak,

“Tunggu aku teman-temannnn…”

Prolog

Hi Welcome to Frens Academy.

Namaku Azumikawa Rumiko. Biasa dipanggil Rumiko ataupun Rucchan. Sekarang aku tingkat 5 di sekolahku. Hobiku memasak dan makan Dorayaki rasa apa saja (terutama coklat). Rambutku biru tua pendek sebahu, sedangkan mataku berwarna hitam. Aku suka sekali memakai bando >.<.

Sekarang aku bersekolah di Frens Academy, ini setingkat SD. Mau tau letak Frens Academy? Frens Academy terletak di Jepang, di dekat desa kecil di balik gunung, yang jauh dari kota besar. Meskipun begitu kami tak pernah ketinggalan informasi karna di sini fasilitasnya super lengkap seperti sekolah-sekolah di kota besar.

Frens Academy sekolah tenang di peddesaan Jepang, alam hijau nun damai menemani kami setiap hari. Sekolah ini bermodel Academy. Jadi selama setahun penuh (kecuali liburan tentunya) kami tetap berada di sini. Asramanya dipisahkan laki-laki dan perempuan. Laki-laki di bagian barat, sedangkan yang perempuan di bagian timur. Dalam 1 kamar diisi 5 orang anak. Nah, disini aku tinggal bersama ke-4 orang temanku, yaitu Hitomi Rika, Ikari Mitsuko, Hinamori Nanami, dan Tamaki Hana.

Mulai saat ini ikuti kisahku dan teman-temanku dalam “Frens Academy”

Pengenalan Tokoh

-Azumikawa Rumika-

Tokoh utama yang selalu ceria, hobinya makan Dorayaki rasa apapun ( terutama coklat) dan memasak berbagai makanan. Agak ceroboh dan pelupa (tapi tak pernah lupa tentang masakan). Rambutnya biru tua pendek sebahu, dan suka diberi aksesoris bando. Sedangkan matanya Hitam.

-Hitomi Rika-

Agak cuek dan super pintar, hampir selalu menempati posisi 1 dalam setiap pelajaran. Penggemar berat Teriyaki, dan segala makanan yang manis-manis. Rambutnya coklat tua sepunggung, dan sering dikuncir ekor kuda.Matanya berwarna coklat tua.

-Ikari Mitsuko-

Seorang gadis yg bercita-cita mmodel internasional, sudah mengikuti berbagai lomba modeling dan sering juara 1. Sifatnya agak centil dan kekanakan. Rambut pirangnya bergelombangsebahu, suka memakai berbagai aksesoris. Matanya biru tua.

-Hinamori Nanami-

Gadis manis yang anggun, suka minum teh dan menjunjung tinggi tradisi. Kadang agak egois, sifatnya sensitif. Rambutnya sangat indah, berwarna ungu mencapai pinggang, dia sangat berhati-hati merawatnya, lebih sering dibiarkan tergerai. Matanya ungu.

-Makoto Hanna-

Anak super tomboy yang ceria, jagosegala jenis olahraga, tapi lemah di pelajaran. Orangtuanya selalu berusaha membuatnya seperti anak perempuan. Rambutnya hitam pendek dengan potongan anak laki-laki. Meski tubuhnya hanya sebatas telinga yang lainnya, tapi gerakannya sangat lincah.

Frens Academy

Cerita ini kupersembahkan untuk

-Fira, Sahabat yang Selalu Membuatku Tertawa-

-Dilla, Kau Bagai Kakaku yang Manis-

-Karin, Meski Kadang kau Menyebalkan, TapKau Juga Menyenagkan-

-Hana, Kau Rival Terbaikku Dalam Olahraga-

Hi Again

Ini dia rancangan novelku

– Frens Academy

– 4Leaf Clover

– The Legend Of The Twin

Hahahahaha tunggu aja yg Frens Academy Yaw…

Hi..3x

Sudah kuputuskan blog ini akan jadi novel blog, jadi cerita2ku akan kutulis disini… tunggu saja.

Hello world!

Hi, world this is first post!!!